Entah mengapa rasanya aku ingin menulis tentang cerita ini. Bahwa, cinta terkadang berjalan cuma satu arah. Betapa pun kita mencintai seseorang dengan secinta-cintanya, namun kadang orang yang kita cintai tiada mampu membalasnya, bahkan merasa risih.
Betapa pun orang tua kita mencintai kita, terkadang kita membalasnya dengan sekedar. Bahkan tidak jarang kita lebih mencintai orang yang baru kita kenal dari pada mereka yang selama ini mengasuh kita sedari kecil. Kita sering merasa ogah-ogahan melakukan apa yang orang tua kita minta, tetapi untuk mereka yang bahkan baru kita tahu, kita menjadi sangat bersemangat luar biasa.
Apa kurang Tuhan memberikan kasih sayang-Nya kepada kita? Sudahkah kita membalasnya? Bahkan mengingat Tuhan saja kita jarang. Kita sering sekali alpa. Tuhan tidak pernah membenci, tetapi kitalah yang menciptakan rasa benci.
Rabu, 29 Juni 2011
Bangkit MENJADI BANGSA PENJILAT
BBM naik lagi, harga barang di pasar naik dan ongkos pete-pete pasti naik juga, Tetapi kiriman bulanan tidak kunjung naik. Untuk /bangsa yang sebesar Indonesia yang ada hanyalah kekerasan ekonomi, penjajahan dan penindasan kaum miskin harta.
Indonesia dengan potensi yang sangat banyak, sumber daya alam dan begitu melimpah tetapi tidak mampu menjadi modal untuk kesejahteraan rakyatnya malah yang terjadi potensi yang ada menjadi modal dan alat untuk mengsengsarakan rakyatnya. Tentunya ini tidak akan masuk dalam logika dan alam pikir manusia manapun. Kendalanya ada pada pemimpin bangsa ini hebat berpidato, sosok pemikir dan ahli militer, tetapi untuk memikirkan dan membela rakyatnya sendiri tidak mampu. Pidatonya hanyalah kampanye dan pemanis bibir belaka yang dapat merasuki akal sehat.
Konglomerat dunia dan birokrasi bangsa ini asik mempencundangi rakyat indonesia, sudah barang pasti kehadiran mereka hanyalah menjadi benalu dan racun buat bangsa ini. Paham kondisi katanya tetapi dalam realita action mereka tidak paham apa-apa dengan kondisi bangsa ini, kaum lapar dibiarkan tetap terus lapar kaum borjuis diberikan kebebasan berbuat sesuka hati. Keberpihakan pemimpin bangsa ini bukan untuk kita kaum miskin harta tetapi berpihak kepada kaum kaya harta (Hati Bejat).
Mahasiswa demonstrasi menolak kenaikan BBM bukan kepentingan rakyat ini yang mereka bawa tetapi lebih sekedar aktualisasi jalanan. Mana ada keberhasilan aksi mahasiswa kita yang berhasil dengan aksinya?...Bukankah rakyat miskin harta menginginkan hadirnya pejuang yang mampu merampas kembali harta yang telah dirampok orang-orang kaya harta?...
Indonesia dengan potensi yang sangat banyak, sumber daya alam dan begitu melimpah tetapi tidak mampu menjadi modal untuk kesejahteraan rakyatnya malah yang terjadi potensi yang ada menjadi modal dan alat untuk mengsengsarakan rakyatnya. Tentunya ini tidak akan masuk dalam logika dan alam pikir manusia manapun. Kendalanya ada pada pemimpin bangsa ini hebat berpidato, sosok pemikir dan ahli militer, tetapi untuk memikirkan dan membela rakyatnya sendiri tidak mampu. Pidatonya hanyalah kampanye dan pemanis bibir belaka yang dapat merasuki akal sehat.
Konglomerat dunia dan birokrasi bangsa ini asik mempencundangi rakyat indonesia, sudah barang pasti kehadiran mereka hanyalah menjadi benalu dan racun buat bangsa ini. Paham kondisi katanya tetapi dalam realita action mereka tidak paham apa-apa dengan kondisi bangsa ini, kaum lapar dibiarkan tetap terus lapar kaum borjuis diberikan kebebasan berbuat sesuka hati. Keberpihakan pemimpin bangsa ini bukan untuk kita kaum miskin harta tetapi berpihak kepada kaum kaya harta (Hati Bejat).
Mahasiswa demonstrasi menolak kenaikan BBM bukan kepentingan rakyat ini yang mereka bawa tetapi lebih sekedar aktualisasi jalanan. Mana ada keberhasilan aksi mahasiswa kita yang berhasil dengan aksinya?...Bukankah rakyat miskin harta menginginkan hadirnya pejuang yang mampu merampas kembali harta yang telah dirampok orang-orang kaya harta?...
Langganan:
Postingan (Atom)